Penggunaan pensil 2B palsu bisa mengakibatkan siswa tidak lolos ujian.
Ujian masuk perguruan tinggi berlangsung setiap tahun. Menjelang
pelaksanaannya, orang tua akan disibukkan dengan pemenuhan perlengkapan
ujian. Salah satu perlengkapan penting yang harus disiapkan menjelang
ujian adalah pensil 2B.
Namun, untuk mendapatkan pensil yang tepat harus hati-hati memilihnya.
Jika salah membeli pensil 2B, dipastikan Anda tidak lulus ujian, meski
jawaban yang Anda berikan dalam lembar jawaban komputer (LJK) betul
seluruhnya.
Kesalahan dalam memilih pensil 2B mengakibatkan seluruh jawaban dalam LJK akan diabaikan oleh komputer karena pensil yang digunakan itu tidak memiliki standar lead grafit yang bisa mengeluarkan citra hitam cukup kuat untuk membuat komputer bisa membaca jawaban tersebut.
Saat ini, pensil 2B palsu ditengarai banyak beredar di masyarakat. Bahkan, pada 26 Februari 2013, Direktorat Penyidikan Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kementerian Hukum dan HAM memusnahkan 837.752 batang pensil 2B merek Exam Grade yang dipalsukan di Karawang. Barang sebanyak itu disita hanya dari satu tempat, di gudang dan toko PD Trijaya yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat.
Selain pensil 2B, 54.000 rautan merek Exam Grade palsu juga dimusnahkan. Berdasarkan hasil penyidikan Direktorat Penyidikan Dirjen HKI, PD Trijaya adalah pihak yang memproduksi pensil 2B dan rautan merek Exam Grade palsu tersebut. Perusahaan ini sudah cukup lama memalsukan pensil 2B Exam Grade dan telah mengedarkannya ke berbagai kota, namun baru Juli 2012 dilakukan penyitaan oleh Direktorat Penyidikan Dirjen HKI.
Penggerebekan ke gudang dan toko PT Trijaya dilakukan setelah
Schwan-Stabilo Schwanhaeusser GmbH & Co.K Germany selaku pemilik
merek itu mengendus pemalsuan itu. Bisa jadi, masih banyak pensil 2B
palsu buatan Bandung itu yang tetap dijual di toko-toko di daerah lain.
M Arif Rohman, kuasa hukum Schwan-Stabilo Schwanhausser GmbH & Co.K mengakui, meski ratusan ribu pensil 2B buatan PD Trijaya itu telah dimusnahkan, tidak bisa dipastikan hilangnya pensil palsu itu dari peredaran di pasar. Oleh karenanya, ia meminta masyarakat khususnya pelajar yang akan mengikuti ujian nasional untuk lebih teliti dalam membeli pensil 2B.
Menurutnya, perbedaan antara pensil 2B asli dan palsu terletak pada label di pensil. Dalam pensil 2B yang asli, tercantum Schwan-Stabilo sebagai pemilik sah merek Exam Grade. Sementara itu dalam pensil 2B buatan Bandung yang telah dimusnahkan di tempat pengolahan limbah milik PT Tenang Jaya Sejahtera itu tidak tertera tulisan tersebut.
Ia mengungkapkan, pemalsuan pensil 2B Exam Grade ini sangat merugikan masyarakat luas karena pembuatannya tidak memenuhi standar tertentu yang lazim digunakan sebagai alat tulis yang dikombinasikan dengan sistem komputer. Penggunaan pensil palsu yang tingkat kegelapan dan arsiran tidak tepat sehingga tidak mengeluarkan citra yang bisa dibaca komputer.
“Jadi pensil palsu ini sangat merugikan bagi pelajar yang ikut tes pilihan ganda seperti halnya ketika dalam ujian nasional atau masuk perguruan tinggi, karena jawaban dalam lembar jawaban komputer tidak bisa dibaca oleh komputer,” katanya saat ditemui SH di lokasi pemusnahan pensil 2B palsu itu di Karawang.
Sistem Kerja
Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMA/MA akan diselenggarakan pada 15-18 April. Sementara itu untuk tingkat SMK dan SMALB, UN akan digelar pada 15-17 April. Bagi siswa yang sakit atau berhalangan hadir dapat mengikuti UN susulan yang diselenggarakan pada 22-25 April 2013.
Seperti diketahui, LJK siswa yang mengikuti UN diperiksa dengan
menggunakan alat bantu berupa komputer yang di dalamnya terdapat
scantron atau alat pembaca LJK. Mesin ini memiliki sistem kerja dengan
menyinari cahaya melalui LJK kemudian dibaca oleh alat yang bernama
phototube.
Supaya jawaban dapat terbaca secara sempurna, cahaya harus terhalang arsiran pensil pada bulatan dalam LJK itu. Alat satu-satunya yang aman untuk digunakan adalah pensil 2B. Penggunaan pensil ini memberikan kesempatan untuk mengoreksi jawaban pada LJK jika terjadi kesalahan.
Grafit pada pensil 2B juga memiliki tingkat kehitaman yang cukup untuk
menghalangi cahaya scantron karena molekul grafit akan memantulkan
banyak cahaya dari bulatan LJK yang terarsir pensil 2B. Jika arsiran
pada bulatan tidak cukup hitam untuk dapat menghalangi cahaya scantron,
jawaban dalam LJK itu diabaikan sehingga memiliki nilai nol.
Meski tidak bisa menarik semua pensil 2B palsu buatan PT Trijaya itu, penyitaan dan pemusnahan pensil palsu ini bisa membuat jera perusahaan itu.
Kasubdit Penindakan Direktorat Penyidikan Dirjen HKI Abdul Hakim
mengakui, tindakan ini memberi efek jera kepada para pelanggar UU No 15
Tahun 2011 tentang Merek. Tindakan ini juga untuk melindungi konsumen
dan produsen. Ia berharap tindakan ini juga dapat melindungi masa depan
generasi muda.
Kerugian akibat pemalsuan merek pensil 2B ini bukan saja dialami pihak Schwan-Stabilo Schwanhaeusser GmbH & Co.K selaku pemilik sah merek Exam Grade saja, tetapi juga pelajar. Banyak siswa pintar tidak diterima masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di tempat yang dituju akibat menggunakan pensil 2B palsu saat mengisi lembar jawaban dalam ujian masuk.
Bahkan ada juga siswa pintar yang tidak lulus UN hanya karena persoalan
yang sama. Oleh karena itu, pemberantasan pensil 2B palsu ini harus
terus diupayakan agar terhindar dari kerugian yang lebih besar.
Sumber : Sinar Harapan
Tidak ada komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar